Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer
HIDUP SEDERHANA PEMIKIRAN JANGAN SEDERHANA

Cerbung | PLIN-PLAN KEHIDUPAN | Kejadian 1

 PLIN-PLAN KEHIDUPAN

"Arah kehidupan yang  membimbingungkan diri yang dibingungi diri sendiri"

Kejadian 1
Pengenalan diri
     Tak seperti kebanyakan anak  ketika telah lulus  sekolah menengah pertama untuk mencari sekolah ke jenjAng yang lebih tinggi. Aku sebagai anak pertama dari lima bersaudara. Sifat diri yang selalu bingung antara memilih melanjutkan atau bekerja. Nah inilah yang membingungkan ku ingin melanjutkan karena aku anak pertama sebagai contoh untuk adik-adiku aku juga ingin bekerja membantu kedua orangtua. Entah apa yang dipikirkan ku tak pernah berpikir akan bisa sekolah ke jenjang yang lebih tinggi setelah lulus SMP.
     Dari sekian lama berfikir yang terbaik pada akhirnya saya lebih memilih untuk melanjutkan ke jenjang selanjutnya. Dengan diskusi dengan kedua orang tua yang selalu bertanya akan melanjutkan sekolah di mana. "Mas,mau meneruskan dimana?" Tanya bapak saya, dengan nada suaranya sang lembut. "Dimana ya pak"jawab saya dengan rasa bingung akan melanjutkan dimana. "Apa di Jawa timur saja sambil mondok di pesantren bapak waktu dulu?" Tanya bapak sambil menikmati rokok lintingan dan kopi hitam pekatnya."gimana ya pak, tapi jauh ko pak"jawabku sambil kebingungan antara iya dan tidak."Mas ini bukal soal jauh atau tidak, yang penting kamu dapat mencari ilmu yang manfaat. Agar kamu itu sebagai contoh untuk adik-adikmu itu lo"jelas bapak sambil memegang bahuku.
"Tapi itu bukan maksudnya bapak sudah tidak sayang kamu, jutru itu bukti kasih sayang bapak ke kamu agar kamu nantinya jadi orang yang bermanfaat dan juga sebagai contoh untuk adikmu dan masyarakat banyak nantinya" lanjut bapak menjelaskan."baik pak jika itu yang terbaik untukku, aku nurut saja sama bapak"jawabku sambil menundukkan kepala dengan rasa sedikit sedih.
         Sampai malampun masih memikirkan tentang akan melanjutkan ke pondok salafiyah di Jawa timur. Akankah nantinya aku bisa bertahan ataukah akan betah di sana. Begitulah yang selalu aku pikirkan dengan benak pikiran sambil tiduran memikirkan yang dibicarakan bapak saya tadi siang. Ternyata tak menghiraukan keadaan tak sesuai pemikiran angan-angan. Sejak itupun aku jadi selalu memikirkan akan jadi apa aku di masa depan sehingga dapat untuk menjadi contoh banyak orang. Sebenarnya ada banyak teman saya yang mengajak saya bekerja lah sekolah di sana lah di sini lah. Yang sebenarnya aku lebih memilih untuk ikut bekerja supaya dapat membantu meringankan beban orang tua, tapi orang tuaku labih memilih aku untuk melanjutkan sekolah dan di pondok agar lebih baik dan berakhlak sehingga dapat dijadikan contoh untuk adik-adik dan dapat membantu banyak orang. Tetapi juga aku berpikir untuk kedepannya agar lebih baik dan memiliki ilmu. Akankah semua akan merubah keadaan dalam berpendidikan di kemudian hari.
     Hingga sampai pada saatnya untuk berangkat ke pondokpun masih merasa sedih dengan keputusan yang sudah di tentukan. Setelah mempersiapkan semua yang akan di bawa semua sudah tertata rapih. Setelah berfikir-fikir tak banyak lagi akupun sadar dan mulai mengikhlaskan untuk saat ini yang penting bisa membanggakan kedua orang tua.

Ikuti terus cerita selanjutnya, Minggu depan 

Ayo...!! Jangan sampai ketinggalan ceritanya ya...?

 

Posting Komentar untuk "Cerbung | PLIN-PLAN KEHIDUPAN | Kejadian 1"